25.6.10

::IBU KUAT BOHONG!::


PEMBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.
Kami sering kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari kami terpaksa
makan ikan asin satu keluarga. Sebagai anak yang
masih kecil, saya sering merengut. Saya menangis, ingin nasi dan
lauk yang banyak. Tapi ibu pintar berbohong. Ketika makan, ibu sering
membagikan nasinya untuk saya. Sambil memindahkan nasi ke
mangkuk saya, ibu berkata : ""Makanlah nak ibu tak lapar."


PEMBOHONGAN IBU YANG KEDUA.
Ketika saya mulai besar, ibu yang gigih sering meluangkan watu
senggangnya untuk pergi memancing di sungai sebelah rumah. Ibu
berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami. Pulang dari memancing, ibu memasak ikan segar yang mengundang selera. Sewaktu saya memakan ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang bekas sisa ikan yang saya makan tadi.

Saya sedih melihat ibu seperti itu. Hati saya tersentuh lalu memberikan ikan yg belum saya makan kepada ibu. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya. Ibu berkata : "Makanlah nak, ibu tak suka makan ikan."


PEMBOHONGAN IBU YANG KETIGA.
Di awal remaja, saya masuk sekolah menengah. Ibu biasa membuat kue
untuk dijual sebagai tambahan uang saku saya dan abang. Suatu saat,
pada dinihari lebih kurang pukul 1.30 pagi saya terjaga dari tidur. Saya melihat ibu membuat kue dengan ditemani lilin di hadapannya. Beberapa kali saya melihat kepala ibu terangguk karena ngantuk. Saya berkata : "Ibu, tidurlah, esok pagi ibu kan pergi ke kebun pula." Ibu tersenyum dan berkata : "Cepatlah tidur nak, ibu belum ngantuk."


PEMBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT.
Di akhir masa ujian sekolah saya, ibu tidak pergi berjualan kue seperti biasa supaya dapat menemani saya pergi ke sekolah untuk turut menyemangati. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari mulai menyinari, ibu terus sabar menunggu saya di luar. Ibu seringkali saja tersenyum dan mulutnya komat-kamit berdoa kepada Illahi agar saya lulus ujian dengan cemerlang. Ketika lonceng berbunyi menandakan
ujian sudah selesai, ibu dengan segera menyambut saya dan menuangkan
kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya. Kopi yang kental
itu tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih
kental. Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, saya segera memberikan
cawan saya itu kepada ibu dan menyuruhnya minum. Tapi ibu cepat-cepat
menolaknya dan berkata : "Minumlah nak, ibu tak haus!!"


PEMBOHONGAN IBU YANG KELIMA.
Setelah ayah meninggal karena sakit, selepas saya baru beberapa
bulan dilahirkan, ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah kepada kami
sekeluarga. Ibu bekerja memetik cengkeh di kebun, membuat sapu lidi
dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan. Tapi apalah daya seorang ibu. Kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah.
Melihat keadaan keluarga yang semakin parah, seorang tetangga yang baik hati dan tinggal bersebelahan dengan kami, datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak bantuan itu... Para tetangga sering kali menasihati ibu supaya menikah lagi agar ada seorang lelaki yang menjaga dan mencarikan nafkah untuk kami sekeluarga.. Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengindahkan nasihat mereka. Ibu berkata : "Saya tidak perlu cinta dan saya tidak perlu laki-laki."


PEMBOHONGAN IBU YANG KEENAM.
Setelah kakak-kakak saya tamat sekolah dan mulai bekerja, ibu pun sudah tua. Kakak-kakak saya menyuruh ibu supaya istirahat saja di rumah. Tidak lagi bersusah payah untuk mencari uang.
Tetapi ibu tidak mau. Ibu rela pergi ke pasar setiap pagi menjual
sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakak dan abang yang
bekerja jauh di kota besar sering mengirimkan uang untuk membantu
memenuhi keperluan ibu, pun begitu ibu tetap berkeras tidak mau
menerima uang tersebut. Malah ibu mengirim balik uang itu, dan ibu
berkata : "Jangan susah-susah, ibu ada uang."


PEMBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.
Setelah lulus kuliah, saya melanjutkan lagi untuk mengejar gelar sarjana di luar Negeri. Kebutuhan saya di sana dibiayai
sepenuhnya oleh sebuah perusahaan besar. Gelar sarjana itu saya sudahi
dengan cemerlang, kemudian saya pun bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai sekolah saya di luar negeri. Dengan gaji yang agak
lumayan, saya berniat membawa ibu untuk menikmati penghujung hidupnya
bersama saya di luar negara. Menurut hemat saya, ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, pantaslah kalau hari-hari tuanya ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan pula. Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan saya. Ibu tidak mau menyusahkan anaknya ini dengan berkata ; "Tak usahlah nak, ibu tak bisa tinggal di negara orang."


PEMBOHONGAN IBU YANG KELAPAN.
Beberapa tahun berlalu, ibu semakin tua. Suatu malam saya menerima
berita ibu diserang penyakit kanker di leher, yang akarnya telah menjalar kemana-mana. Ibu mesti dioperasi secepat mungkin. Saya yang ketika itu berada jauh diseberang samudera segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Saya melihat ibu terbaring lemah di rumah sakit, setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap wajah saya dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan saya sebuah senyuman biarpun agak kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap inci tubuhnya. Saya dapat melihat dengan jelas betapa kejamnya penyakit itu telah menggerogoti tubuh ibu, sehingga ibu menjadi terlalu lemah dan kurus. Saya menatap wajah ibu sambil berlinangan air mata. Saya cium tangan ibu kemudian saya kecup pula pipi dan dahinya. Di saat itu hati saya terlalu pedih, sakit
sekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu tetap
tersenyum dan berkata : "Jangan menangis nak, ibu tak sakit."







21 comments:

suhida said...

sedih baca entry ni kak ai... :(

Izza - Jiejah said...

huwaaaaaaaaaaaaaaaaaa nangissssss ..
:-(

emellia said...

sedih ye.. memang besar pengorbanan ibu untuk lihat anak-anak gembira.. huaaaa

Unknown said...

huwaaaaa sedih baca!!!

alamanda said...

akak akan usaha utk jd pembohong macam ni... mulianye. beautiful laye(ejaan tu mmg salah, ahakss)

R.A.S said...

Sedih . Tak terkata apa-apa. bisakah aku menjadi ibu yang sebegitu tabah?

kak long said...

begitulah pengorbanan seorang ibu..
tapi...
masih ada yang tak tau nak menghargai....

D.O.U.B.L.E...S said...

sedih...besarkan pengorbanan seorang ibu

Ibu n Abah said...

Ai...
dah berkali2 baca kisah ni, setiap kali itu juga airmata akak akan mengalir... terus terang cakap... sebagai ibu, akak juga taklah berkorban sampai begitu... jika adalah diluar sana ibu yang sebgitu, memang 'ibu mithali'....

Unknown said...

akak... sy dh laa dh dkt 2 bln x lik klang jenguk mak nih... isshhh... mmg niat nk lik esk.. tp lps bace nih ase cam nk nangis lak.. nk lik mlm nih laa..

rindu mak... (T_T)

Ms. Ayu said...

sedeyyy la kak ai..
rase nak peluk mak.. cium tgn dia.. tgn dia dah tua sgt2.. tapi x kenal erti penat lelah..

ieda said...

akak pasti takkan sampai ke tahap ibu ni..sebab kalau bab makan mesti cakap kt anak2..."simpan umie sama..jgn habiskan"..hahaha.

shiori_LA said...

AI dah pernah dapat email pasal nih...memula baca memang sedih la

Alia said...

OMG. Sedih gila baca, terus nangis :(:(

Mak saya macam tu :(:( But syukur lah kitaorg tak der lah hidup dlm kemiskinan...

Tijah said...

jangan laaa..

(nanges..)

A.I said...

MMG MACAM TU LAH PENGORBANAN SEORANG IBU KAN? INGINKAN YG TERBAIK UNTUK ANAK2. APA2 KEADAAN PON MMG ANAK LAH YG DIDAHULUKAN... :(

:: tush :: said...

:( sangat sedey..tetiba rindu nak balik umah mama saya :(

farrah said...

waaaaaaaaa sedihnyaaaaaaaaaa! sob sob sob... screeeeettt! :(

how true, kak ai... pengorbanan seorang ibu ni besar, kan....?

mamashasha said...

touching nye kak....besar pengorbanan seorang ibu hingga sanggup berbohong demi kebahagiaan anak2...janji anaknye senang...semuanya kerana si anak....

Ramona Ramli said...

salam kak, mohon share di fb ye..really reminds me of my late mom. Diagnosed as lymphoma (kanser with kelenjar at her neck) and left us one week after diagnosed.

A.I said...

MUM2H,
SALAM. AMIK LE.. :(
AL-FATIHAH UTK AWAH IBU KAU..
(X DPT NK BAYANGKAN KALAU MAK AKAK YG PERGI DULU) huhuhu

klik klik (^_^)